Kamis, 25 Agustus 2011

Free Writing Association

Ada yang bilang, "semua akan baik-baik saja." Sebaliknya....
berpura-pura,
berpura-pura lagi,
dan terus berpura-pura,
untuk menahan air mata untuk tidak menetes.

apa perasaan ini?
panik, cemas, suka...
melihat ke kanan dan berbicara, "kamu lucu..."
Dia balik bilang, "gerimis turun di ujung mata kamu..."

Ada dua kasur di kamar sebelah timur, di lantai dua.
Sejajar, masing-masing menempel pada tembok yang berhadapan. Utara dan selatan.
Dia sering merebahkan badan di salah satunya.
Piyama dominasi biru tua, garis putih menbentuk pola kotak-kotak.
"Kamu tidak punya sisir?"
"Kemana akan pergi?"

"Oh, kamu cuma kelihatan di sana, tidak di lainnya?"

"Siapa orang-orang ini?"
Baru pertama wajah-wajah ini terlihat. Tak familiar
Tatapannya layak disamakan dengan pisau lipat dengan satu pasang mata.
Bersiap, mengiris, menyayat atau menghujam. Terserah mereka.
Lalu hal pertama yang dibicarakan muncul di sini, di bagian ini. Tepat di bagian ini.
Tak sampai hati untuk menyalahkan apapun atau siapapun, atau, entah keduanya bersamaan.

"Kebanyakan manusia mengerti emosi mereka sebaik mereka mengenali sebuah kota yang mereka kunjungi untuk kali pertamanya."
"Aku selalu suka saat kamu mengutip kalimat itu," tanpa merubah posisi rebahnya.

"Lalu..., apa yang kusuka? Benar-benar suka?" 

Kamis, 18 Agustus 2011

kurang lebih

16 Agustus
21.00 - 23.00: futsal
17 Agustus (dirgahayu indonesiaku)
00.00: mandi midnight
01.45: Arsendal vs udin esek
03.30: sahur
04.00: tidur
13.00: bangun
15.00: tidur lagi
16.30: bangun lagi
20.00 - 22.00: futsal lagi

Senin, 08 Agustus 2011

Community Shield 2011

.... Wayne Rooney, Tom Cleverly, Nani....
#gol kedua ketan merah
Wow...,
Tak perlu banyak menulis. Satu video menggambarkan lebih banyak daripada seribu kata.

Senin, 01 Agustus 2011

introvert

"Mau kemana?" Suara itu datang dari ruangan sebelah. Selang tiga detik seorang pria paruh baya keluar lewat pintu ruangan itu.
"uhuk.., uhuk...." Entah batuk itu dibuat-buat atau tidak, tapi muka pemuda itu memang terlihat pucat.
     Tanpa memandang pria yang bertanya padanya ia mengeluarkan motor dari garasi. Saat melewati pintu garasi ia kembali terbatuk. Si pria paruh baya mendengar suara motor menjauh dan kembali masuk ke ruangan tadi. Dia duduk di sofa tua, terlihat sangat tua, mungkin umurnya lebih tua dari pemuda yang barusan pergi.
     Dia mengambil kipas dari meja di depannya. Sebuah cinderamata dari pernikahan anak perempuan teman sepekerjaannya. Direbahkan tubuhnya di sofa tadi. Perutnya yang mulai buncit terlihat menyembul keluar dari badannya.

***