Siapakah orang yang berbahagia? Dia yang melihat di dalam rumahnya sendiri di kampung halamannya, anak kecil bermahkotakan debu, melompat dan jatuh dan menangis.
(“Munichandra,” diterjemahkan oleh Profesor Peterson.)
Bola polo itu sudah usang, lecet, pecah, dan berkerak.
Bola itu berada di mantelpiece di
antara pipa-pipa rokok yang Imam Din, khitmatgar,
bersihkan untukku.
“Apa Yang Mulia ingin bola ini?” ujar Imam Din,
dengan hormat.
Yang Mulia tidak menyimpannya untuk alasan khusus;
tapi buat apa bola polo untuk seorang khitmagar?
“Bila Yang Mulia berkenan, Saya punya putra. Dia
pernah melihat bola ini, dan ingin bermain bola ini. Saya bukan menginginkannya
untuk diri saya.”