Selasa, 03 Mei 2011

Gunung Purba yang Terselip di Antara Pegunungan Selatan

     Jumat malam (penulis tidak pernah tahu, apakah pasaran hari itu kliwon atau bukan. Jika rasa penasaran masih menghantui, coba tanyakan pada Si Buta dari Goa Hantu). Ubay log-in ke facebook. Sekedar melihat sekilas, apa yang terjadi di jejaring sosial itu.
     Dia memfokuskan penglihatan ke pojok kiri atas. Menyentuh icon notifications, di sebelah kanan atas, ada sebuah kotak kecil menyala merah. Seakan memberi sinyal. Angka tiga berwarna putih, seakan penuh kuasa, menginjak persegi merah itu. Dengan gerakan ringan Ubay memaksa cursor menunjuk tanda tadi. "Klik", bunyi itu seperti tanda untuk si notif. Dia lalu--tanpa bisa mengelak--mengungkapkan semua yang diketahuinya.
    
Aro commented on Item status. Sepertinya pemberitahuan ini tidak terlalu menarik perhatian Ubay. Swandaru Geni tagged you in a post. Sekali lagi bunyi klik terdengar. "ayo, Ubay, Dad, sesuk esuk panjat tebing ning gunung purba". Membaca posting ini, Film yang disutradarai Steven Spielberg, "Jurassic Park", seakan menemukan jalan tol masuk ke benak Ubay.
     Tyrannosaurus mengejar tiga orang yang menaiki jeep safari. Kaca spion jeep sebelah kanan terdapat tulisan "Obyek sebenarnya lebih dekat daripada yang terlihat". Di jok belakang Dr. Ian Malcolm, hanya berjarak beberapa meter dari gigi  T-Rex.
     begitu terlepas dari pikiran purbanya, jemari Ubay menari. Keyboard komputer menjadi lantai dansanya. "Neng endi kui gunung purba? Wah, panjat tebing ki mesti ndadak nggo tali-temali barang ki." Comment ini memposisikan diri di bawah postingan tadi, bertepatan dengan jari tengah dan manis Ubay yang menekan Enter.
     Ubay memalingkan kepala sejenak dari monitor. Meraih gagang cangkir keramik, yang terletak di sebelah kanannya. Meminum kopi hitam hangat yang ada di dalamnya. Kurang dari dua menit setelah comment-nya, ia melihat notification dari sudut mata kirinya. Di sudut kiri monitor. Pemberitahuan yang seolah melambai-lambai memanggil.
     "Ning Gunung Kidul..., Ora ki mung koyo hiking og... "
     Ubay membalas "Ooo.., yo, masalahe biyen aku pas SD ra tau mangkat pramuka dadi ra dong simpul-kimpul..." Genthong, nama asli teman Ubay yang mem-posting status itu mengomentari lagi. Kali ini hanya ada dua tanda baca. Titik dua dan huruf kapital d.
     Belum sempat Ubay membalas dengan smiley, komentar Dad menyela. Dad adalah teman kecil Ubay. Mereka lahir di lingkungan yang sama dengan rumah saling berhadapan. Sedang Geni masih satu kompleks perumahan, namun rumahnya agak jauh di sisi selatan.
   
***

      

     disambung kalo ada mood buat nulis lagi... :)

0 komentar:

Posting Komentar