Jumat, 07 Maret 2014

Si anak laki-laki bilang kalau dia lagi perang dengan pengedar candu. Aku tanya siapa?
Lebih tepatnya apa, katanya, koran adalah candu. Tajuk rencana: harus bisa berhenti baca itu tiap siang sehabis bangun tidur pagi.
Hari ini tajuk rencana cerita tentang betapa kaya dan dermawannya negara ini. Dia, negara yang katanya gemah ripah loh jinawi ini bagi-bagi 7 triliun (sial! berapa ya nolnya ya?) lebih buat orang-orang yang punya bank, apa itu namanya, entahlah, semua orang sudah lupa. Dua orang diantaranya bukan orang pribumi katanya.
Negara ini kasih duit sebegitu banyaknya (eh, triliun itu banyak, kan?) ke segelintir orang--yang entah siapa itu mereka--bisa, tapi kasih makan ke 21 juta rakyatnya yang perutnya keroncongan kok nggak mau ya? Apa duit yang digelontorkan buat itu harus lebih deras lagi?
Atau, atau sekolahkan saja 11 juta anak itu, biar melek aksara. Bagaimana negara? 7 triliun lagi buat itu tak masalah tentunya, kan?
Oh, atau lagi, bangun rusunawa saja lagi. Di tempat yang bukan semacam pinggir sungai atau pinggir rel kereta api atau pinggir kuburan atau pinggir jurang kematian...

setjoeil asa, tulisan yang masih harus banyak direvisi (bajingan, revisi: benci kata itu)
oh, lupa tentang si tukang cukur rambut yang pandai marketing, atau kasarnya susah tutup mulut...

0 komentar:

Posting Komentar