Kamis, 25 Agustus 2011

Free Writing Association

Ada yang bilang, "semua akan baik-baik saja." Sebaliknya....
berpura-pura,
berpura-pura lagi,
dan terus berpura-pura,
untuk menahan air mata untuk tidak menetes.

apa perasaan ini?
panik, cemas, suka...
melihat ke kanan dan berbicara, "kamu lucu..."
Dia balik bilang, "gerimis turun di ujung mata kamu..."

Ada dua kasur di kamar sebelah timur, di lantai dua.
Sejajar, masing-masing menempel pada tembok yang berhadapan. Utara dan selatan.
Dia sering merebahkan badan di salah satunya.
Piyama dominasi biru tua, garis putih menbentuk pola kotak-kotak.
"Kamu tidak punya sisir?"
"Kemana akan pergi?"

"Oh, kamu cuma kelihatan di sana, tidak di lainnya?"

"Siapa orang-orang ini?"
Baru pertama wajah-wajah ini terlihat. Tak familiar
Tatapannya layak disamakan dengan pisau lipat dengan satu pasang mata.
Bersiap, mengiris, menyayat atau menghujam. Terserah mereka.
Lalu hal pertama yang dibicarakan muncul di sini, di bagian ini. Tepat di bagian ini.
Tak sampai hati untuk menyalahkan apapun atau siapapun, atau, entah keduanya bersamaan.

"Kebanyakan manusia mengerti emosi mereka sebaik mereka mengenali sebuah kota yang mereka kunjungi untuk kali pertamanya."
"Aku selalu suka saat kamu mengutip kalimat itu," tanpa merubah posisi rebahnya.

"Lalu..., apa yang kusuka? Benar-benar suka?" 

0 komentar:

Posting Komentar