Rabu, 03 April 2013

Kenapa Bukannya Kusebut Senja?

Berhari-hari belakangan kepala terisi hal-hal suicidal, lagi. Kali ini, ide tentang berjalan ke selatan di pantai selatan. Isi kepala muncul setelah rasa syukur kepantaian terucap dalam benak. Itu adalah saat duduk di pasir hitam pantai. Ditemani sinar terakhir matahari. Petang itu. Kenapa bukannya kusebut senja? Terdengar lebih puitis, kan? Dua teman lagi adalah angin dan ombak. Ombak dengan suaranya. O, tak usah disebutkan baunya. Seperti ada setumpukkan koloni ikan yang sudah mati dua minggu dan dikencingi segerombolan pemabuk.
     Mulanya dia, si isi kepala, tampak sebagai pahlawan. Bala bantuan yang siap menolong. Kau tinggal berjalan, dan laut, airnya dan ombaknya, akan mengerjakan sisanya. Bukankah itu terdengar seperti setengah bunuh diri? Atau, malahan jika ada artikel tentang itu di surat kabar lokal, mungkin judulnya hanya akan berbunyi, "Bermain Air Laut, Seorang Pemuda Ceroboh Terseret Ombak Pantai Selatan."
     Tapi setelah melewati fase perenungan mendalam, semua hipotesis di atas runtuh. Apa pasal? Apa bedanya itu dengan berjalan ke perlintasan kereta api tanpa pengaman, saat tahu akan ada kereta lewat saat itu juga. Biarkan kereta api melakukan sisanya. Lalu, biarkan tali itu mengerjakan sisanya. Biarkan pisau itu menyelesaikannya. Jadi, apa benar kata-kata itu? Kata-kata tentang, semua tergantung niatnya.
     Selalu berharap yang tertulis di bawah ini takkan pernah menjadi kutipan favorit:
"Kebahagiaan hanya untuk mereka yang tak pernah dilahirkan." 
     Ini pernah disangkal oleh seorang teman. Mana mungkin merasa bahagia jika tak pernah lahir? Berpikir sejenak. Dan, benar juga. 
"Kebahagiaan adalah tempat yang belum pernah kukunjungi. Mungkin takkan pernah. Selama aku masih hidup."
"Kematian adalah satu-satunya cara untuk mengubah hidup."
     Tapi selalu saja ada penghiburan. Entah setengah, entah penuh. Ada yang bilang itu hanya sebuah sudut pandang.
"Tidak ada alasan baik untuk hidup. Tidak ada alasan buruk untuk mati. Tidak ada alasan baik untuk mati. Tidak ada alasan buruk untuk hidup."

Setjoeil Asa

0 komentar:

Posting Komentar