Sabtu, 13 Juli 2013

Barang Ini atau Barang Macam Itu

Barusan tadi ada sms masuk. Nomor asing, promosi diskon Blackberry. Sebentar kemudian, halaman kosong pesan baru sudah terisi: "Nggak semua orang butuh atau ingin BB." Urung dikirim.
     Memang mungkin tidak semua orang ingin barang ini atau barang macam itu. Seperti juga mungkin tidak semua orang ingin berdagang barang ini atau barang macam itu. Tahulah, hidup. Orang-orang hanya bertahan hidup.
     Jenius adalah mereka yang bisa menjual barang yang tidak dibutuhkan. Atau mungkin juga orang macam ini bisa disebut penipu. Tukang jual kecap. Tapi, apa memang ada orang yang membutuhkan barang ini atau barang macam itu?
     Saudagar barang ini atau barang macam itu cuma segelintir yang bisa disebut... oportunis? Para cendekia dalam hal menyerobot kesempatan tipis. Bukan pencari kerja katanya. Pencipta keberuntungan mereka sendiri. Kalau Zarathustra bilang, "Ia yang memasak semua kesempatan dalam periuknya sendiri. Dan setelah matang barulah mereka menerimannya sebagai masakannya."
     Mau dengar sudut pandang lain. Orang-orang macam ini adalah perpanjangan tangan tangan panjang korporasi gede penjaja barang ini atau barang macam itu tadi. Para pelanggeng sistem yang kini mencengkeram dunia. "Aih, ngomong apa lagi Kamu. Ngelantur saja." Suara dalam Kepala, tolong hening sejenak. Tapi memang, apa yang kutulis sekarang ini? "Kalau nggak beneran tahu tentang satu hal, lebih baik diam saja." Bukan wejangan buruk, harus kuakui.
     Sms itu menyela pemikiran tentang hidup di alam bebas. Aku tidak menyebutnya alam liar. Adakah yang lebih layak disebut liar dari pada peradaban manusia kini? Iya peradaban. Masyarakatnya dengan pencakar langit mereka. Sistem, uang, barang ini atau barang macam itu, baik dan buruk, media: cetak maupun elektronik, kebebasan atau yang mereka sebut demokrasi, religi, negara, pemerintah.
"Ah, Kamu cuma kebanyakan nonton 'Into the Wild."
Paling tidak itu film bagus, kan?

0 komentar:

Posting Komentar