Jumat, 19 Juli 2013

Sayembara Kebahasaan dan Pramoedya

Di salah satu bab dalam buku '111 Kolom Bahasa Kompas', Andre Moeller (maaf jika ada kesalahan penulisan nama) menulis tentang sebuah sayembara kebahasaan. Beliau bilang di negara asalnya, Swedia, salah satu surat kabar pernah mengadakan lomba untuk menentukan kata apa yang paling indah dalam bahasa Swedia. Beliau pun berandai jika hal itu terjadi di Indonesia.
     Apa kata terindah dalam bahasa Indonesia? Perkenankan saya ajukan kata kata. Kenapa kata? Karena pada mulanya adalah Kata. Bukankah 'terindah' itu juga suatu kata? Lalu kata menjelma menjadi kalimat. Kalimat dirangkai menjadi sebuah cerita. Bukankah setiap hidup manusia adalah sebuah cerita yang ditulis oleh jari-jari keyakinan mereka masing-masing?
     Kata-kata adalah Tuhan. Karena Tuhan mengejawantah lewat Kata-kata.
     Oh iya, buku ini juga beberapa kali menyebut nama Pramoedya Ananta Toer. Sebut nama itu, dan sebuah buku dengan sendirinya akan menjadi semakin menarik. Salah satu ranah yang disenggol ialah perihal nobel yang katanya seharusnya sudah ada digenggaman beliau. Dalam salah satu bab lain, Salomo Simanungkalit, menyinggung pidato Pram di hari lahirnya yang ke-80. Dalam pidatonya Pram menyinggung soal tsunami Aceh.
     Pram percaya Aceh akan bangkit kembali karena keberanian rakyatnya yang khas. Keberanian rakyat Aceh adalah keberanian individu. Keberanian rakyat Indonesia dari suku-suku lain adalah keberanian kelompok. "Itu yang membedakan Aceh dengan daerah-daerah lain," kata Pram.
     ... "Dalam hal watak dan keberanian, saya mengatakan di Aceh banyak seorang, sementara di Jawa dan daerah lain banyak orang."
     ... kawan saya yang menggolongkan Pramoedya dan sedikit sastrawan kita ke dalam masyarakat bahasa yang kewarganegaraannya adalah kata.
      Kalau saja pertanyaan, apa kata terindah dalam bahasa Indonesia ditanyakan kepada Pramoedya, apa jawaban beliau ya?

0 komentar:

Posting Komentar