Senin, 15 Juli 2013

Nietzsche, Sabda Zarathustra: Beberapa Kutipan

"Sesungguhnya manusia adalah arus yang tercemar. Seseorang harus menjadi seperti laut, untuk menerima arus tercemar tanpa menjadi kotor." (50)

"Tidakkah yang paling berat itu adalah ini: merendahkan diri untuk membunuh keangkuhan? Mempertontonkan ketololan untuk mencemooh kebijaksanaan kita sendiri?" (69)

"Tapi, pikiran itu satu hal, sementara perbuatan adalah hal lain, dan pikiran tentang perbuatan adalah hal lainnya lagi. Roda sebab-akibat tidak berputar di antara mereka." (87)

Bab 7 Membaca dan Menulis (90-92)

"Aku mencintai hutan. Tidak enak tinggal di keramaian: di sana terlalu banyak mereka yang bernafsu." (111)

"Engkau harus membakar diri dalam apimu sendiri; bagaimana mungkin engkau bisa menjadi baru jika engkau tidak menjadi abu terlebih dahulu." (126)

"Ketika engkau membenci hal-hal yang menyenangkan dan sofa yang empuk, dan ketika ingin menjauh dari hal-hal yang lembek: di situlah asal-muasal kebajikanmu.
     "Ketika kalian menjadi keinginan dari kehendak yang satu, dan ketika perubahan kehendak itu kau sebut sebagai keharusan: di situlah asal-muasal kebajikkanmu." (142)

"Kalian belum mencari diri kalian sendiri: lalu kalian menemukan diriku. Demikianlah yang terjadi pada semua orang yang percaya; karena itulah kepercayaan dan iman begitu kecil artinya." (145)

"Jangan sekali -kali berurusan dengan pengemis! Sesungguhnya, memberi kepada mereka hanya akan membawa kejengkelan semata, dan tidak memberi pun tetap akan membawa kejengkelan." (161-162)

"Iblis pernah berkata kepadaku: "Tuhan juga mempunyai neraka: itulah bukti cinta-Nya pada manusia."
     Baru-baru ini kudengar kata-kata ini darinya: "Tuhan telah mati; karena belas kasihannya kepada manusia, Tuhan telah mati."" (163)

"Jangan percayai mereka yang berkoar terlalu banyak tentang betapa adilnya mereka! Sesungguhnya dalam jiwa mereka, tidak hanya madu yang tidak akan kau dapati." (179)

"Bahwa ada pertentangan dan ketidaksejajaran dalam keindahan seklipun, dan ada perang untuk mendapatkan kekuasaan dan supremasi." (180)

"Mengapa? Untuk apa? Dengan apa? Ke mana? Di mana? Bagaimana? Tidakkah terus bertahan hidup itu suatu ketololan?" (192)

"Tenang kelihatannya dasar lautku: siapa yang mengira bahwa ia menyimpan monster yang memanggul tawa.
     Tak tergoyahkan kedalamanku: tapi ia dibuat berkilau oleh teka-teki dan gelak tawa yang berenang ke sana ke mari." (202)

"Kalian berkata kepadaku, wahai sahabatku, bahwa selera tidak bisa diperdebatkan? Tapi justru seluruh kehidupan adalah pertentangan antarselera!" (203)

"Terlalu jauh aku terbang ke masa depan: sebuah kengerian segera menyergapku." (206)



masih berjalan...

1 komentar: