Sabtu, 05 Oktober 2013

Beruang dan Kucing

Pagi tadi Lars and Real Girl (2007) menjadi pengantar tidur. Ada satu scene yang sangat aku suka. Satu scene yang melahirkan ide ini:

     Ada gadis kecil, menangis di bangku pojok belakang ruang kelas taman kanak-kanak. Boneka beruangnya digantung oleh teman sekelasnya, anak laki-laki. Mereka bertengkar agak hebat. Jangan gambarkan pertengkaran ini seperti pertengkarannya Jackie Chen. Yang dinamakan bertengkar di sini adalah seperti adu mulut anak-anak biasa. Si anak laki-laki tak mau disalahkan. Dia bilang itu pembalasan. karena kemarin, si gadis cilik juga mengubur mainan singanya di bak pasir.
     Orang tua mereka dipanggil. Orang tua si anak laki-laki datang dan setelah tahu permasalahannya, dia mendekati si gadis cilik. Gadis cilik itu sudah mendingan tapi masih terlihat agak terisak. Dia dtemani dua temannya. Si bocah lelaki duduk di bangku di tentang mereka, sendirian. anak-anak lain bermain, menyebar di ruangan.
     "Kamu tahu kalau jaman dulu kucing lebih besar dari kucing yang sekarang ini. Tapi mereka masih kalah besar dengan beruang? Suatu hari kedua hewan ini pergi berburu. Beruang sudah kelaparan karena sudah lama tidak mendapat tangkapan. Tanpa sengaja mereka berdua bertemu. Karena sudah sangat kelaparan, Beruang hampir kehilangan kewarasan, dan dia pun menyerang Kucing dengan maksud sebagai santapan.
     "Kucing bukanlah hewan penakut. Dia melawan beruang. Tapi karena kalah besar akhirnya Kucing tumbang.
     "Namun, sesaat sebelum Beruang hendak memakan Kucing. Kucing terbangun dan melompat menghidar dari gigi-gigi tajam Beruang. Beruang kaget, dia bilang, 'kamu sudah mati, bagaimana bisa hidup lagi?'
     "'Apa kamu belum pernah dengar kalau kucing punya sembilan nyawa.?" Jawab Kucing.
     "'Kupikir itu hanya Mitos?'"
     "Apa itu Mitos?" Si gadis kecil bertanya. Saat itu ternyata hampir semua anak di kelas itu sudah duduk di depan orang tua si anak laki-laki untuk mendengarkan cerita itu. Mereka tampak sangat tertarik.
     "Hm, ... Mitos adalah cerita-cerita yang dipercayai oleh orang jaman dulu. Tapi seiring berjalannya waktu orang-orang jadi meragukan kebenaran cerita itu. Tapi toh, cerita itu nyata. Nyata, paling tidak, dalam bentuk ucapan atau lisan. Sampai di mana tadi?"
     "Kucing punya sembilan nyawa!" teriak beberapa anak serempak.
     "Ya, kucing punya sembilan nyawa. Tapi hampir semua kucing sudah lupa tinggal berapa nyawa mereka dan berapa nyawa yang sudah mereka pakai. Mereka tidak pandai matematika. Beruang lalu bilang kepada Kucing, 'beri Aku satu nyawamu.'
     "Kucing berkata, 'Buat apa? Apa untungnya buat Aku? Apa Kamu sudah lupa? Kamu tadi menyerangku.'
     "Lalu Beruang bilang, 'Kalau Kamu berikan Aku satu nyawamu, Aku tak akan menyerangmu lagi.'
     "Kucing setuju dan memberi Beruang satu nyawanya. Sejak saat itu beruang punya dua nyawa, dan beruang dan kucing berteman selamanya."

     Orang tua tadi lalu mempraktikkan pertolongan pertama pada boneka beruang si Gadis Cilik. Sama seperti yang dilakukan Lars dengan boneka beruang Margo. Dia tanya ke gadis cilik, "Siapa nama beruang ini?"
     "Lars."
     "Oh, dia sudah baikan. Tapi Kamu harus menjaganya baik-baik, karena ini nyawa terakhirnya. Oke?"

       Setjoeil Asa

0 komentar:

Posting Komentar