Rabu, 29 Mei 2013

Gie dan Jesus

"Harusnya bukan hanya Jesus yang dibangkitkan setelah hari ketiga kematian-Nya. Setelah tiga dekade Soe Hok Gie patutnya juga dibangkitkan dari kuburnya."
     Ya, diri ini juga bertanya, kenapa yang diungkit-ungkit di tulisan sebelumnya perihal-ihwal suicidal nampak hanya masalah-masalah itu-itu saja (sosial?). "Bukannya ini lebih ke psychological?" interupsi suara dalam kepala. Bagaimana dengan politik? Dalam negeri tentu saja. Bukankah ini juga berhubungan intim dengan masalah-masalah (sosial?) tadi itu yang disebutkan? Birokrasi Birokrat, maaf, birokrat-birokrat korup, ini dalam bentuk jamak. Menurut KBBI, jamak adalah bentuk kata yang menyatakan lebih dari satu atau banyak. Sebagai adjektif, bisa juga berarti lazim, tidak aneh, lumrah wajar. Dus, birokrat-birokrat korup itu sebenarnya banyak atau lumrah, atau malah keduanya?
      Ah, Verdomme, membaca media cetak atau menonton sekaligus mendengar media elektronik menjadikan diri ini fatalistik. Masalah ini dipaparkan dengan cara yang mengagumkan oleh Puthut EA dalam Orang-orang bergegas-nya.
      Mark up anggaran pengada-adaan simulator SIM (Sialan, sampai umur 23 bahkan diri ini belum juga punya SIM) di tajuk rencana, dipadu gadis 20 tahun dalam artikel berjudul "Sexy Itu Tidak Harus Telanjang!" disertai fotonya (dalam busana trendi yang mungkin bisa disebut setengah telanjang atau malahan klasik kolonial? Karena bukankah di jaman kolonial wanita Indonesia selalu tampil sexy?) di halaman Entertainment. Badak! Ada yang benar-benar keliru dengan negeri ini, kan?
     Namun, memang tidak semua orang bisa berpikiran seperti ini. Mahasiswa sudah sibuk cari gelar kesarjanaan. Sudah lulus lalu sibuk cari kerja. Setelah sudah lebih dulu sibuk cari pacar sambl dulu sibuk kuliah, mereka nikah. Nikah lalu punya anak (harap dicatat: tidak seorang anakpun minta dilahirkan. Sungguh egois punya anak dalam kondisi seperti ini. Berlagak bisa membahagiakan mereka. Padahal yang kalian lakukan hanya membawa satu jiwa lagi dalam penderitaan terdalamnya, hidup di dunia.). Lainnya masih banyak yang harus dipikirkan dengan hanya bermodal ijazah paket C (aku selalu suka penggalan dari puisi Ida Oka Ayu ini). Lainnya lagi, entahlah, apa dipikir aku bisa baca pikiran orang lain?
     Ah, sudahlah, lama-lama aku malah ikutan dua orang itu tidur-tiduran di rel kereta api. Isritirahatlah dalam damai kalian di sana. Yang sudah mati tidak usah diberi rasa iba. Mereka sudah peroleh satu taman mahaluas dengan tujuh bidadari menemani. Simpan rasa iba untuk mereka yang masih hidup. Bukankah tak ada yang lebih mengenaskan daripada hidup di dunia ini?

sehabis baca koran dan nonton tv, 29 Mei 2013
setjoeil asa

0 komentar:

Posting Komentar