Rabu, 02 Januari 2013

"Ah, munafik." Temannya bilang ke dia.
     Dua cowok, duduk di suatu tempat, di manapun sesuka imajinasimu membayangkan. Mereka asyik melihat lalu-lalang orang-orang. Sekonyong-konyong muncul manusia, dari lawan jenis mereka. Aku gambarkan, gadis ini adalah representasi ideal dari apa yang disebut kecantikan sempurna bentukan media. Putih, langsing, semampai, mancung, rambut panjang lurus, dan yang utama, tank-top dan hot-pants.
     "Inilah dunia yang kita tinggali saat ini," kata salah satunya, "Apa Aku harus menikah dengan wanita seperti itu?"
     "Siapa juga yang tidak mau."
     "Tapi, tidak semua perempuan seperti itu."
     "Jangan bilang kamu tidak suka diizinkan melihat paha dan sebagian dada wanita itu, oleh pemiliknya sendiri."
     Apa boleh orang seperti itu dibilang munafik. Apa kau pernah melihat dari sudut pandang lain? Mungkin yang tidak disukai bukannya bisa melihat bagian-yang-enak-dilihat-dari-perempuan, tapi konsepnya. Tidak benar juga jika cowok yang tidak suka melihat cewek pakai hot-pants dibilang munafik. Konsep cewek memakainya di tempat publik ini yang bisa membuat mata cowok (tidak seluruhnya) gerah. Kau boleh bilang cowok itu munafik, kalau dia bilang tidak suka melihat cewek pakai hot pants dan tank top di kamar saat mereka sedang berduaan. Kecuali tentu saja cowok itu guy, sedang mengalami penurunan hasrat seksual, atau terganggu secara mental.
    Mungkin juga ada cowok yang bilang tidak suka, tapi malamnya di kamar dia masturbasi, dengan fantasi gadis tank top plus hot pants....

2 komentar:

  1. Sekadar opini, no offence, dan pastinya bukan pengalaman pribadi.

    BalasHapus
  2. Kurang tahu juga, apa kata konsep di dini tepat guna?

    BalasHapus