Senin, 24 Februari 2014

Sekumpulan kutipan dari Bumi Manusia-nya Antoine de Saint-Exupery

Dalam buku berisi cerita dan renungan ini, Saint-Exupery melukiskan "bumi manusia" dilihat dari udara: betapa kerdilnya manusia di tengah kemahaluasan bumi, betapa agungnya manusia karena dialah yang memberikan arti kepada bumi. (sampul belakang)

"Bumi mengajarkan kepada kita tentang diri kita jauh lebih banyak daripada semua buku di dunia ini, karena ia menantang kita. Manusia menemukan dirinya manakala ia harus mengukur kekuatannya sendiri ketika menghadapi suatu hambatan." (hal. 9)

"Dan aku sudah menduga bahwa suatu tontonan tidak akan bermakna kecuali melalui suatu budaya, suatu peradaban, suatu usaha. Orang gunung tahu juga tentang lautan awan. Namun, di situ mereka tidak menemukan tirai yang luar biasa indah itu." (hal. 14)

"Demikianlah kami mengangkat detail-detail dari nasib mereka yang terlupakan, dari pengucilan mereka yang tak masuk akal, yang luput dari perhatian para pakar geografi di dunia." (hal. 16)

"Aku sempat pula mendengar curahan hati yang diucapkan dengan suara perlahan. Isinya tentang penyakit, uang, masalah rumah tangga yang menyedihkan, yang menunjukkan dinding-dinding penjara kusam tempat manusia terkurung." (hal. 23)

"Birokrat tua, kawanku yang hadir di sini, takkan pernah ada sesuatu pun yang membuatmu menghindar dan kau tidak bertanggung jawab tentang itu. Kamu telah membentuk kedamaianmu dengan membutakan, dengan semen semua jalan menuju cahaya, seperti yang dilakukan rayap. Kau bergulung dalam bola kenyamanan borjuis, hal-hal rutin, ritual kehidupan yang menyesakkan di daerah, kau telah mendirikan benteng sederhana ini untuk melawan angin, gelombang pasang, serta bintang-bintang. kau sama sekali tidak ingin memedulikan persoalan-persoalan besar karena kau sudah cukup sulit melupakan kondisimu sebagai manusia. Kamu sama sekali bukan penduduk planet yang melayang-layang, kamu tidak pernah mengajukan kepada dirimu pertanyaan yang tak terjawab; kau adalah borjuis kecil dari Toulouse. Tak seorang pun pernah mengguncang-guncang bahumu sebelum terlanjur. Sekarang, lumpur yang membentukmu telah mengering dan mengeras; mulai saat ini tak sesuatu pun dalam dirimu dapat membangunkan sang pemusik, penyair atau astronom yang masih tertidur yang mungkin menghuni dirimu pada awalnya." (hal. 23)

"Demikianlah maka keharusan-keharusan yang dibebankan oleh suatu profesi mengubah dan memperkaya dunia." (hal. 33)

"Sang nasib telah membuat keputusan dan terhadap keputusan itu, tak ada permohonan naik banding..." (hal. 38)

"Sia-sia belaka, jika kita menanam pohon beringin dan berharap dapat segera berlindung di bawah rimbunan dedaunannya." (hal. 40)

"Kebesaran sebuah profesi mungkin pertama-tama adalah mempersatukan manusia: hanya ada satu kemewahan yang sesungguhnya dan itu adalah kemewahan hubungan antar manusia." (hal. 40)

 "Aku sudah melakukan segala yang aku bisa lakukan dan aku sama sekali tidak punya harapan, mengapa berkeras kepala dalam siksaan ini?" (Henri Guillaumet, hal. 51)

"Yang menolong adalah melangkah. Selangkah lagi. Selalu langkah sama yang dimulai lagi..." (Henri Guillaumet, hal. 53)

"Hanya hal yang tidak diketahui yang ditakuti orang. Tetapi bagi siapa yang harus menghadapinya, hal itu bukan lagi sesuatu yang tidak dikenal. Terutama jika diamati dengan kesungguhan yang didasari dengan akal sehat." (hal. 55)

"Juga bertanggung jawab sedikit atas nasib manusia, sesuai dengan pekerjaannya." (hal. 55)

"Menjadi manusia justru berarti tanggung jawab, berarti merasa malu berhadapan dengan suatu kesengsaraan yang tampaknya tidak bergantung pada dirinya, berarti merasa bangga atas kemenangan yang diperoleh rekan-rekan sendiri, dan dengan menaruh batu sendiri merasa yakin telah berpartisipasi membangun dunia." (hal. 55)

 "Setiap kemajuan telah mengusir kita agak lebih jauh dari kebiasaan-kebiasaan yang belum mantap kita miliki dan kita benar-benar merupakan emigran yang belum sempat membentuk tanah air." (hal. 59)

"Kita semua anak muda tak beradab yang masih terpukau oleh mainan-mainan baru." (59)

"Tampaknya kesempurnaan hanya tercapai bukan ketika tidak ada lagi yang ditambahkan, tetapi ketika tidak ada lagi unsur yang dapat dicopot." (60)

"Dalam dunia di mana kehidupan bergabung dengan kehidupan dengan begitu baik, di mana bunga-bunga bercampur dengan bunga-bungaan bahkan dalam lapisan angin, di mana angsa mengenal semua angsa, hanya manusia yang membangun kesendirian mereka." (hal. 66-67)

"Aku memerlukan ribuan acuan untuk mengenali diri sendiri..." (hal. 75)

Ah, kutipan ini jadi terlalu banyak. Meski karena memang banyak kutipan bagus. Baca saja seluruh bab Oasis...




Foto sampul: bacaanbzee.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar